Langsung ke konten utama

POLA TANAM PADI SRI



Pola tanam padi model SRI adalah cara bertanam padi kembali ke alam. Artinya, petani tidak lagi menggunakan pupuk kimia, tapi memanfaatkan jerami, limbah geraji, sekam, pohon pisang, pupuk kandang yang diolah untuk pupuk tanahnya. Lalu, bibit yang disemai tidak lagi 20 hari, melainkan tujuh hari tempat persemaian sederhana seperti memanfaatkan besek kecil.

Jika sebelumnya benih dibutuhkan 30 kg/ha, kini pola SRI cukup 7 kg/ha. Setelah itu, ditanam di sawah dengan biji tunggal (satu biji benih) saat usia benih tujuh hari dengan jarak 30 cm x 30 cm. Tidak banyak diberi air, lalu penyiangan dilakukan empat kali, pemberian pupuk alami hingga enam kali, pengendalian hama terpadu, dan masa panen saat usia 100 hari atau lebih cepat 15 hari dengan pola biasa. Menurut Kepala Dinas Pertanian Ciamis, Ir. Lukman, saat ini sudah 73 ha lahan yang memakai pola SRI. Rata-rata setiap panen mencapai 10 ton/ha dengan pola biasa hasil panen rata-rata hanya 4.5 ton/ha. Sungguh kenaikan yang cukup significant terjadi lonjakan produksi padi dengan pola SRI hingga 100%. Ini artinya, ada peluang besar dalam meningkatkan produksi pertanian padi dan juga ramah lingkungan.

TAHAPAN
  1. Pupuk Organik sebanyak 4-8 ton/ha (tergantung kandungan organik sawah, bila kadar organik tanah sudah mencapai 2 % maka dengan pemupukan 1 ton/ha sudah mencukupi untuk menjaga keseimbangan kesuburan). Pupuk organik ditaburkan merata ke permukaan tanah. Setelah itu sawah dibajak sesuai dengan kedalaman akar padi sekitar 30 cm.
  2. Setelah sawah dibajak selajutnya direndam dengan air selama seminggu untuk mengkondisikan pupuk organik jadi lebih matang dan menyebar di dalam tanah.
  3. Setelah direndam 1 minggu sawah digaru agar kontur tanah merata untuk persiapan tanam. Pada saat bersamaan bibit padi mulai ditebar setelah diperam selama 4 hari sampai keluar akar.
  4. Setelah digaru sawah digenangi air lagi sambil menunggu bibit umur 7-9 hari untuk siap tanam, 2 hari sebelum tanam air dikeluarkan dari sawah sampai kondisi tanah masih tetap basah tapi tidak tergenang air.
  5. Sawah digarit dengan garis horizontal vertikal tegak lurus berjarak sama 25 cm x 25 cm.
  6. Padi ditanam satu bibit perlubang
  7. Setalah dilakukan PENG-GARITAN padi ditanam tepat pada titik temu antara garis vertikal dan horisontal. Padi ditanam satu per satu atau dua dua sebagai cadangan untuk nyulam.
  8. Setelah padi ditanam tanah dikondisikan basah tapi tidak tergenang agar transfer oksigen ke tanah terus berjalan dan aman dari gangguan keong emas. Pada awalnya padi nampak jarang dan kecil-kecil.
  9. Pada Umur 15-20 hari dialakukan penyiangan pertama untuk membersihkan rumput dengan cara mekanis pakai landak diikuti tenaga manusia yang mencabut rumpuk yang berdekatan dengan batang padi. Bila setelah penyiangan pertumbuhan padi tampak tidak merata maka dilakukan penambahan pupuk majemuk agar pertumbuhan vegetatif padi optimalberanak banyak dan berbatang kuat.
  10. Padi umur 30-35 hari dilakukan penyiangan kedua, bila padi tumbuh segar, hijiau dan batangnya kokoh maka setelah penyiangan tidak perlu dilakukan pemupukan tambahan
  11. Padi Umur 30 Hari Padi siap panen
  12. Setelah umur 40 hari padi sudah tampak tumbuh lebat dan pada umur 50 hari padi mulai berbunga. Padi dengan Pola Tanam SRI anaknya banyak bulirnya lebat untuk menjamin agar bijinya penuh berisi maka perlu pupuk daun. Agar produk SRI masih dalam Koridor Beras Organik maka disarankan menggunakan Biopestisida atau NanoGren agar produknya standard, merata dan tidak tercemar pestisida. Umur 95 hari padi siap panen.
Dengan demikian sangat mendukung dalam memenuhi 5 sistem propertis manajemen agroekosistem. Antara lain : produktivitas, stabil, keberlanjutan, kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan sendiri. Selain itu dalam menanam padi juga dapat ditanami tanaman border di tepi lahan misalnya jahe, lengkuas dll, yang berguna untuk mengantisipasi serangan hama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Tabulampot Jambu Air

  Asal usul pasti jambu air belum diketahui namun sejak awal ditemukan, jambu air sudah banyak tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Jambu air banyak ditanam sebagai pohon buah mulai dari wilayah Indocina sampai ke bagian timur Nusantara. Berbeda dengan jambu biji dan jambu monyet, jambu air memiliki puluhan varietas. Sebut saja jambu air biasa, jambu klampok putih maupun merah, jambu mawar, jambu kancing, citra, jambu air mutiara hitam, dan lain sebagainya. Semua jenis varietas pun dapat ditabulampotkan, misalnya: Jambu air mutiara hitam yang merupakan varietas unggulan ekspor negara Taiwan, cocok sebagai penghias pekarangan. Jambu air kong rose apple yang cirinya tidak berbiji, aromanya harum, rasanya sangat manis, banyak mengandung air, cepat berbuah yaitu pada dua tahun setelah ditanam. Jambu merah delima berasal dari Demak, Jawa Tengah. Buah berbentuk lonceng berwarna merah seperti delima. Daging buah renyah dan bercitarasa manis. Bobot rata-rata 90 gram perbuah. Jambu dalhari berasal

Tabulampot Jambu Biji

Tanaman jambu biji dapat tumbuh subur di Indonesia, tanaman ini berasal dari daerah tropis negara Brazil. Jambu biji atau jambu batu ini disebarkan ke Indonesia memalui Thailand. Buah jambu biji mengandung banyak vitamin C dan baik dikonsumsi karena konon bagus untuk kulit. Jus jambu biji juga dapat membantu mempercepat penyembuhan sakit demam berdarah. Untuk menanam tabulampot jambu biji apapun varietasnya tergolong mudah ditanam. Langkah-langkah persiapan penanaman pun mudah, sebagai berikut: Bibit disarankan berasal dari okulasi yang sehat dan sudah berumur 5-6 bulan. Tunasnya berukuran minimal 30 cm, batang dan perakarannya kuat, dan telah mempunyai 6 pasang daun. Lakukan cara yang sama dengan penanaman tabulampot mulai dari menyiapkan media tanam, memindahkan dalam pot, hingga menyiramnya. Tabulampot jambu biji diletakan di tempat teduh selama kurang lebih 3-4 minggu. Baru kemudian dipindahkan ke tempat yang terkena sinar matahari langsung. Media tanam untuk jambu biji boleh dapat