Langsung ke konten utama

Asal Usul Tabulampot

     


    Pada saat ini kesadaran akan lingkungan di masyarakat muncul antusias cukup tinggi untuk merawat bumi, tidak membuang sampah sembarang, mengurangi emisi gas untuk menghindari pemanasan global, juga dengan memulai penghijauan di area tempat tinggal. Baik masyarakat perkotaan maupun perdesaan sudah banyak yang mengemari menanam tanaman di pekarangan rumah yang bisa berupa tanaman sayuran, tanaman bunga, dan tanaman buah yang bisa menambah keasrian dan kesejukan lingkungan. Hal tersebut memberikan dampak estetika keindahan lingkungan tempat tinggal dengan penghijuan tersebut, selain itu memberikan manfaat ekonomi dengan hasil panen tanaman sayuran dan buah yang dibutuhkan untuk konsumsi rumah tangga. 

    Salah satu tanaman yang digemari masyarakat untuk mempersejuk tempat tiggal mereka agar tampak asri adalah dengan menanam tanaman buah. Kelebihan tanaman buah dapat tumbuh tinggi dan daunya rindang dapat memberikan kesejukan pada tempat tinggal saat cuaca sedang panas. Namun tidak sedekit yang berangapan bahwa menanam tanaman buah di perakarangan rumah itu membutuhkan tempat yang luas, ribet dan kurang praktis. Masyarakat urban atau yang tinggal diperkotaan dan perumahan yang jumlah penduduknya semakin padat dan lahan semakin terbatas. Sehingga menanam pohon atau tanam di pekarangan rumah menjadi sulit untuk dilakukan. 

    Seiring dengan inovasi bercocok tanam kendala akan keterbatasan lahan bisa diatasi dengan sistem tabulampot. Apa itu tabulampot? Tabulampot adalah akronim dari tanaman buah dalam pot. Budidaya tabulampot sudah mulai diperkanalan sejak tahun 1970-an dan sekarang mulai dipopulerkan kembali.  Teknik ini sebagai solusi memiliki tanaman diperangan rumah yang terbatas karena tidak memakan banyak tempat. Kelebihan tabulampot juga dapat dipindah-pindah (portable) yang dapat diatur tata letaknya sesuai keinginan. 

    Selain itu bisa sesuka hati untuk memilih tanaman buah yang akan ditanaman di pekarangan rumah dengan sistem tabulampot. Tanaman buah yang populer dibudidayakan di dalam pot diantaranya, mangga, jambu biji, jambu air, jeruk, sawo, kelengkeng, anggur, nangka mini, dan lain-lain. Perawatan buah tersebut cukup mudah perawatannya. Beberapa buah yang dapat berbuah tergantung oleh musim tertenu. Juga ada tanaman buah eksotis yang dapat dibudidayakan secara tabulampot yang memiliki morfologi dan rasa yang eksotis. Mayoritas tanaman buah eksotis berasala dari luar negeri yang dapat tumbuh adaptif di iklim tropis Indonesia.

    Kelebihan lainya dari tanaman buah dalam pot (tabulampot) yang buahnya kaya akan manfaat bagi kesehatan tubuh terlebih kualitas buah dapat kita kontrol sendiri sampai panen. Seiring dengan meningkatkan jumlah penduduk perkotaan permintaan akan buah segar terus minangkat untuk daya tahan dan imunitas tubuh, Sehingga tabulampot sebagai solusi alternatif untuk dapat budidaya tanaman buah di lahan pekarangan rumah yang terbatas. 

   

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Budidaya Buah Srikaya di Pot

Buah Srikaya adalah tanaman yang berasal dari daerah tropis. Secara teori, buah srikaya disebut dapat tumbuh pada ketinggian 100-1000 mdpl. Namun faktanya, tanaman srikaya bisa tumbuh dan berbuah dengan baik di dataran rendah kurang dari 100 mdpl sekalipun. Kenapa srikaya cocok untuk ditanam dalam pot? Anda bisa memiliki alasan pribadi jika ingin menanam srikaya di pot. Saya sendiri menyukai rasa manis dan keunikan buah srikaya. Permukaan kulitnya menentukan jumlah bagian daging di dalamnya, dan bijinya menyebar menurut jumlah bagian tersebut. Buahnya yang unik jadi good looking ditanam di dalam pot, kan? Selan buahnya yang enak, biji srikaya dapat dimanfaatkan untuk pembasmi kutu kepala, konon masyarakat di India menggunakanya dengan cara ditumbuk lebih dahulu kemudian dioleskan ke kulit kepala. Buah srikaya perawatanya mudah, gampang berbuah dan rajin tanpa mengenal musim. Langkah-langkah menanam srikaya dalam pot sebagai berikut: Siapkan pot yang cukup besar berdiameter 50 cm yang b...

POLA TANAM PADI SRI

Pola tanam padi model SRI adalah cara bertanam padi kembali ke alam. Artinya, petani tidak lagi menggunakan pupuk kimia, tapi memanfaatkan jerami, limbah geraji, sekam, pohon pisang, pupuk kandang yang diolah untuk pupuk tanahnya. Lalu, bibit yang disemai tidak lagi 20 hari, melainkan tujuh hari tempat persemaian sederhana seperti memanfaatkan besek kecil. Jika sebelumnya benih dibutuhkan 30 kg/ha, kini pola SRI cukup 7 kg/ha. Setelah itu, ditanam di sawah dengan biji tunggal (satu biji benih) saat usia benih tujuh hari dengan jarak 30 cm x 30 cm. Tidak banyak diberi air, lalu penyiangan dilakukan empat kali, pemberian pupuk alami hingga enam kali, pengendalian hama terpadu, dan masa panen saat usia 100 hari atau lebih cepat 15 hari dengan pola biasa. Menurut Kepala Dinas Pertanian Ciamis, Ir. Lukman, saat ini sudah 73 ha lahan yang memakai pola SRI. Rata-rata setiap panen mencapai 10 ton/ha dengan pola biasa hasil panen rata-rata hanya 4.5 ton/ha. Sungguh kenaikan yang cukup significa...

Tabulampot Jambu Air

  Asal usul pasti jambu air belum diketahui namun sejak awal ditemukan, jambu air sudah banyak tumbuh di kawasan Asia Tenggara. Jambu air banyak ditanam sebagai pohon buah mulai dari wilayah Indocina sampai ke bagian timur Nusantara. Berbeda dengan jambu biji dan jambu monyet, jambu air memiliki puluhan varietas. Sebut saja jambu air biasa, jambu klampok putih maupun merah, jambu mawar, jambu kancing, citra, jambu air mutiara hitam, dan lain sebagainya. Semua jenis varietas pun dapat ditabulampotkan, misalnya: Jambu air mutiara hitam yang merupakan varietas unggulan ekspor negara Taiwan, cocok sebagai penghias pekarangan. Jambu air kong rose apple yang cirinya tidak berbiji, aromanya harum, rasanya sangat manis, banyak mengandung air, cepat berbuah yaitu pada dua tahun setelah ditanam. Jambu merah delima berasal dari Demak, Jawa Tengah. Buah berbentuk lonceng berwarna merah seperti delima. Daging buah renyah dan bercitarasa manis. Bobot rata-rata 90 gram perbuah. Jambu dalhari bera...